JIKA TIDAK ASLI, UANG ANDA KAMI KEMBALIKAN 100% | 0812-1532-3196 | Pin BB: DDF79066

Perang Suku di Papua

Dalam perjalanan kami mencari buah merah, tidaklah selalu semulus yang kami duga. Biasanya faktor cuaca yang buruk membuat kami sering menunda untuk naik ke gunung dan masuk ke pedalaman hutan. Cuaca di Papua memang sulit ditebak. Langit bisa tampak cerah di pagi hari namun badai bisa datang di siang hari.


Bukan hanya faktor cuaca buruk yang sering menjadi penghalang bagi kami dalam mencari buah merah. Perang suku. Ini juga faktor yang paling berbahaya. Budaya perang suku yang ada di Papua membuat kami was-was saat melintasi beberapa tempat tertentu. Bisa saja kami terkena panah nyasar atau ditebas parang.

Perang suku di Papua merupakan akibat dari pemahaman yang keliru dalam hal perbedaan budaya, sosial dan kelompok. Masalah persinahan atau perselingkuhan, pembunuhan, kematian tidak wajar, dan rasa dendam yang mendalam juga merupakan  penyebab perang suku di daerah Pedalaman Papua. Di samping itu konflik internal antar suku yang terjadi di waktu lampau juga menjadi salah satu faktor penyebab perang suku dan kelompok di daerah pedalaman papua  yang dapat menyebabkan kerugian secara fisik maupun materi lainnya.  

Konflik sosial yang ada di daerah ini sering disebut sebagai perang suku atau Dani wim dan Amungme wem, sebab perang suku yang terjadi adalah antara suku-suku asli Papua yang mendiami daerah tersebut yaitu Suku Dani, Suku Nduga, Suku Dem,  Suku Damal/ Amungme, Suku Moni, Suku Wolani serta Suku Ekari/Me, dan suku-suku lainnya. Suku-suku tersebut merupakan suku-suku yang mempunyai tradisi perang yang sangat kuat.

Jadi kami biasanya mencari info tentang ada atau tidaknya perang suku di tempat yang kami tuju dan di tempat-tempat yang kami lalui. Memang menakutkan. Karena ini seperti menaruh nyawa.



@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Perang Suku di Papua | Buah Merah | Buah Merah Papua