Meneliti Buah Merah Papua Untuk Produk Kecantikan

Buah merah (Pandanus Conoideus), kita mengetahuinya hanya untuk mengobati kanker atau virus HIV. Konsumen pun sekadar tahu produk buah merah asal Papua itu hanya dalam bentuk minyak. Kini melalui ide kreatif Dimas Hokka Pratama Soebekti (26) endemik hasil hutan di Pegunungan Jayawijaya itu dikembangkan menjadi berbagai produk kecantikan.

DIMAS Hokka, pernah tersohor di Kota Semarang sebagai bocah jenius pada zamannya. Ia pernah menerima Rekor Muri sebagai dosen tamu termuda dan kemampuan menebak biografi seseorang dengan metode mental aritmatika. Kini lelaki asli Kota Lunpia ini kembali membuat gebrakan melalui inovasi penelitian menggunakan Buah Merah.

Meneliti adalah hal yang biasa dilakukan oleh Oka, sapaan Dimas Hokka sejak duduk di bangku sekolah. Berbekal kebiasaan tersebut dan ilmu yang diperoleh, Magister Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI) itu menjadikan Buah Merah sebagai objek. ”Buah merah pernah menjadi tren pada tahun 2004-2005. Kandungan antioksidan yang tinggi pada buah tersebut membuatnya terkenal karena mampu mengobati berbagai penyakit. Tak saja untuk pengobatan mata tetapi juga kulit secara tradisional oleh suku di daerah pegunungan Jayawijaya hingga kanker dan virus HIV.

Akhirnya, banyak yang menjual minyak buah merah dan harganya sangat mahal, sehingga tidak semua orang bisa mengakses buah ini jika membutuhkan,” jelasnya.

Khasiat mumpuni dari buah lokal nusantara yang hanya tumbuh di Papua ini juga didengar oleh masyarakat luar negeri dan dibawa serta dimanfaatkan di sana, seperti Philipina, Jepang, dan Korea.

”Maka saya meneliti bagaimana agar buah merah tidak hanya untuk kebutuhan medis, tapi bisa dikembangkan menjadi produk lainnya. Selain itu, tetap berkhasiat dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sendiri,” kata Oka yang pernah menjadi juara debat bahasa Inggris tingkat internasional itu.

Melindungi Sel Kulit

Oka pun pergi ke Papua untuk mendapatkan buah merah, kemudian diolah menjadi minyak dan dibawa ke Jakarta dan Semarang untuk diteliti.

Buah merah yang kaya akan kandungan asam lemak esensial, betakaroten, kriptoxanthin, selenium, dan tokoferol diolah menjadi produk kecantikan, seperti body lotion, sabun mandi batang, sabun mandi cair, sampo, dan minuman sari buah merah pada tahun 2015 lalu. Kandungan betakaroten dalam buah merah terbukti mampu melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat paparan sinar matahari. Kemudian, betakaroten bekerja sebagai antioksidan yang secara aktif mengikat radikal bebas, tokoferol berfungsi untuk menjaga kestabilan sel-sel kulit serta memperbaiki peradangan pada kulit, dan asam lemak esensialnya pun secara aktif mencegah penuaan dini. ”Awal memproduksi buah merah menjadi produk kecantikan, saya hanya ingin menyasar pasar luar negeri seperti Philipina, Kolombia, Singapura, dan negara-negara Timur Tengah. Namun, setelah cek pasar dalam negeri ternyata di Indonesia pasarnya juga bagus,” kata anak pertama pasangan Budi Soesanto Soebekti dan Anni Sidharta itu.

Tidak hanya mengambil dan memproduksi buah merah dari Papua, dengan ilmu lingkungan yang diperolehnya, lelaki kelahiran 31 Juli 1990 itu juga berupaya agar produk kecantikan tersebut menjadi produk yang berkelanjutan.

”Produk yang berkelanjutan ini harus memenuhi tiga syarat, yaitu lingkungan berkelanjutan, ekonomi berkelanjutan, dan sosial berkelanjutan. Selama ini bicara ekosistem hutan di Indonesia, hutan seolah dipinggirkan oleh masyarakat baik yang hidup di sekitar ataupun oleh korporasi. Mereka lebih mementingkan ekonomi dengan menebang pohon, padahal untuk melestarikan hutan perlu memberikan nilai ekonomi pada hutan itu sendiri,” jelasnya.

Maka, lanjut dia, produk kecantikan buah merah ini merupakan produk berkelanjutan, karena kami hanya memetik buahnya tanpa merusak hutan Papua secara lingkungan berkelanjutan. Secara ekonomi berkelanjutan, buah merah ini membuka industri dari hulu ke hilir, dan secara sosial berkelanjutan turut memberdayakan masyarakat Papua yang memanen dan mengolah buah merah menjadi minyak.