JIKA TIDAK ASLI, UANG ANDA KAMI KEMBALIKAN 100% | 0812-1532-3196 | Pin BB: DDF79066

Penelitian Buah Merah Made

Buah Merah Papua pertama kali dikenalnya saat ia berada di lingkungan masyarakat pedalaman Wamena pada 1988. Ketika itu ia sedang meneliti jamur alam di daerah Kurulu, Wamena.

Di sana, masyarakat lokal setempat menjadikan Buah Merah Papua sebagai bagian dari konsumsi harian mereka. Dari informasi yang diperoleh, mereka jarang mengalami kasus penyakit degeneratif.


"Data statistik setempat pun telah mencatat, mereka memiliki angka harapan hidup yang cukup tinggi," papar alumnus Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) IKIP Negeri Manado tahun 1985 itu.

Sayangnya, kesibukannya sebagai dosen tak memberi kesempatan baginya untuk segera menemukan jawaban atas fakta itu. Peluang baru muncul 10 tahun kemudian saat ia menempuh pendidikan S2 di Program Pascasarjana IPB. Bidang ilmu Gizi Masyarakat dipilih lantaran obsesinya itu.

Di Laboratorium Gizi IPB, Made mulai menganalisis kandungan Buah Merah. Hasilnya? Buah Merah mengandung senyawa-senyawa aktif berkhasiat dalam kadar tinggi. Yang paling menonjol ialah tingginya kandungan betakaroten dan tokoferol.

Untuk mengetahui aktivitas betakaroten dalam proses metabolisme, ia mencampurkan ekstrak Buah Merah Papua ke dalam makanan ayam petelur. Ternyata kuning telur yang dihasilkan menjadi merah." Tandanya betakaroten terserap sempurna dalam proses metabolisme," paparnya.

Dalam sistem metabolisme, setiap molekul betakaroten dapat menghasilkan 2 molekul vitamin A. Dengan tersedianya vitamin A dalam jumlah yang cukup, penyerapan protein yang mendukung sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan.

Penelitian pada ayam petelur membuktikan hal tersebut. "Ayam yang makananya diberi ekstrak Buah Merah Papua tidak terserang tetelo pada musim penyakit," papar Made.

Hal serupa dilakukan pada ayam potong untuk menguji aktivitas tokoferol yang dikandung Buah Merah Papua. Ia mencampurkan ekstrak Buah Merah Papua pada konsentrat keluaran pabrik.

Makanan kemudian diberikan pada ayam pedaging berumur 1 bulan dengan dosis standar, 3 kali sehari. Setelah 4 bulan perlakuan, ternyata daging ayam benar-benar bebas lemak. Itu berarti tokoferol mampu menjalankan fungsinya untuk menekan pembentukan lemak tubuh.

Hasil uji aktivitas pada 2001 itulah yang meyakinkan Made bahwa Buah Merah Papua benar-benar bisa dimanfaatkan sebagai obat. Mengandalkan kadar tinggi betakaroten dan tokoferol sebagai senyawa antioksidan, ia percaya Buah Merah dapat mengatasi kanker. Apalagi obat alami itu didukung banyak metabolisme.



@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Penelitian Buah Merah Made | Buah Merah | Buah Merah Papua